PERBANDINGAN PENGUNAAN BATU PECAH GRADASI MENERUS DENGAN BATU PECAH GRADASI SERAGAM PADA CAMPURAN BETON NORMAL
Main Article Content
Abstract
Beton merupakan salah satu material konstruksi yang banyak digunakan dalam pembangunan. Beton merupakan bahan komposit (campuran) dari beberapa material, yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, air, dan atau tanpa bahan tambah lainnya dengan perbandingan tertentu. Pada umumnya, campuran beton menggunakan agregat kasar (batu pecah) bergradasi menerus. Namun, dalam praktiknya, terdapat kondisi tertentu yang memerlukan penggunaan agregat kasar bergradasi seragam, seperti pada struktur beton yang tipis atau memiliki penulangan yang rapat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan agregat kasar gradasi menerus dan gradasi seragam terhadap kuat tekan beton normal. Pengujian dilakukan pada umur beton 3 hari, 7 hari, dan 28 hari. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh bahwa beton dengan agregat kasar gradasi menerus memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan beton yang menggunakan agregat kasar gradasi seragam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jenis gradasi agregat kasar berpengaruh terhadap mutu beton, di mana gradasi menerus memberikan hasil kuat tekan yang lebih baik.
Article Details
How to Cite
Ramschy, V., & Ola, J. (2023). PERBANDINGAN PENGUNAAN BATU PECAH GRADASI MENERUS DENGAN BATU PECAH GRADASI SERAGAM PADA CAMPURAN BETON NORMAL. Jurnal Karkasa, 9(1), 29-34. https://doi.org/10.32531/jkar.v9i1.959
Section
Articles

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
LPPM Politeknik Katolik Saint Paul Sorong
References
Badan Standarisasi Nasional. (1990). Metode pengujian kuat tekan beton (SNI 03-1974-1990). Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.
British Standards Institution. (1978). Steel, concrete and composite bridges – Part 2: Specification for loads (BS 5400-2:1978). London: BSI.
Departemen Pekerjaan Umum. (2000). Tata cara pembuatan campuran beton normal (SK SNI T-03-2834-2000). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
International Organization for Standardization. (1977). Concrete – Classification by compressive strength (ISO 3893:1977). Geneva: ISO.
Mulyono, T. (1992). Teknologi beton. Jakarta: Andi.
Neville, A. M. (2003). Properties of concrete. England: Pearson Education Limited.
Tjokrodimuljo, K. (2007). Teknologi beton. Yogyakarta: Biro Penerbit Teknik Sipil, Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada.
Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi beton. Yogyakarta: Nafiri.
British Standards Institution. (1978). Steel, concrete and composite bridges – Part 2: Specification for loads (BS 5400-2:1978). London: BSI.
Departemen Pekerjaan Umum. (2000). Tata cara pembuatan campuran beton normal (SK SNI T-03-2834-2000). Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.
International Organization for Standardization. (1977). Concrete – Classification by compressive strength (ISO 3893:1977). Geneva: ISO.
Mulyono, T. (1992). Teknologi beton. Jakarta: Andi.
Neville, A. M. (2003). Properties of concrete. England: Pearson Education Limited.
Tjokrodimuljo, K. (2007). Teknologi beton. Yogyakarta: Biro Penerbit Teknik Sipil, Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil dan Lingkungan, Universitas Gadjah Mada.
Tjokrodimuljo, K. (1996). Teknologi beton. Yogyakarta: Nafiri.